Senin, 07 Desember 2009

Sajak-sajak Perantauan

TANPA JUDUL


Ketika kucari dan kutemukan diriku

Tak ketemukan Dia

Ketika tak kutemukan diriku

Dia wujud nyata


Tuhan

Hatiku menangis

Aku ingin dekat dengan-Mu

Semua tergantung ridlo-Mu

Kalau ridlo-Mu karena hati dan amalku

Maka hatiku busuk dan amalku jahat


Bagaimana aku bisa dekat dengan Mu

Menangis….


(Baturaja, …..2001)



RENUNGAN


Bila kau tahu akan tidak tahu

Dalam ketidak tahuanmu engkau akan tahu

Kosong akan isi

Isi akan kosong

(Baturaja,……)


APA YANG KAMU CARI


Apa yang kamu cari

Sebenarnya tidak ada yang bisa menjawab

Aku harus kesana

Ke asal tempat berkumpulnya orang-orang yang sudah kehilangan segalanya


Adanya saat kamu rasa

Itulah kekayaanmu

Tapi kamu harus menemukan kekayaan yang sebenarnya

Kekayaan yang mengalir setiap saat

Tanpa putus

Alloh Daim Alloh


(Baturaja, 01 Mei 2002)



DZIKIR


Dzikirmu masih terputus-putus

Keluar putus padahal masuknya terus

Tiada terputus


Mana tandanya yang tiada putus

Hidupmu itu tiada putus

Tapi kenapa Dzikirmu putus

Menangis didalam itu

Hanya dengan Dzikrun Daimun

Jawab-Mu


(Baturaja, 01 Mei 2002)



DIRI


Bahasanya tidak bersuara

Apalagi tangisnya

Tapi benarkah dia menangis


Ya dia menangis ketika kudanya

Berjalan menjauhi tujuan

Kenapa tidak menarik kuda itu


Oh, Sang Raja

Bagaimana aku bisa, bila tak Engkau beri kuasa

Sedangkan diriku adalah sangkar kehendak-Mu


Diriku tiada

Karena sebenarnya hanya rahasia

Sifat itulah sebenarnya

Duduknya pada Dzat


(Baturaja, 03 Mei 2002)



TAKDIR


Berjalanlah menuju takdir yang baik

Tinggalkan larangan-Nya


Kamu merasa bahwa kamu memang ditakdirkan seperti itu

Bagaimana dengan kebodohanmu itu

Kamu mendahului keputusan-Nya

Bukankah keputusannya adalah rahasia di atas rahasia

Padahal takdir adalah keputusan yang sudah jatuh


Kamu berhenti diperjalanan

Karena kamu merasa itulah takdirmu

Kamu mengakui rahasia-Nya sebagai takdirmu

Pikirkanlah langkah kakimu ke arah mana kamu diperintahkann-Nya


Apakah kamu tidak sadar

Bahwa kamu sedang berjalan di atas titik-titik takdir

Merangkaklah walupun kamu harus hancur

Menuju ketentuan yang diperintahkan-Nya



SAMPAI DIMANA PERJALANAN INI


Wahai yang tidak mungkin dua

Aku bingung

Inilah awal perjalanan

Karena Engkau mutlak, tak mungkin salah


Aku pingin keluar dari permainan ini

Agar aku bisa melihat jelas

Dimana kebenaran itu

Melalui kemutlakan-Mu

Karena perangkat itu tidak mampu lagi

Menjelaskan hakikat-Mu

Hanya Engkau sendiri


Aku hanya sekedar menerima

Itupun kalau Engkau beri

Diriku tak punya arti

Aku sudah mati


(Baturaja, 14 Mei 2002)



PELAJARAN ITU


Tuhan nasehatmu kali ini

Menjadikan aku menangis

Mungkin aku cengeng

Tapi tak apalah, karena Engkau mungkin senang mendengar tangis itu.


Tuhan ajarilah aku untuk hanya menggapai ridlo-MU

Bila makhluk-Mu mencaciku, mungkin benar itu

Karena kelemahan itulah dudukku

Dan begitulah engkau menunjukan kemuliaan-Mu


Tuhan jadikan aku selalu perhatian pada orang lain

Perhatian yang membawa keridloaan-Mu

Jika sekarang seperti ini

Semoga ini Engkau jadikan tahapan membina diriku.


Tuhan jadikanlah apa yang Engkau tetapkan saat ini dan sampai akhir kehidupan duniaku

Menjadi ketetapan yang berujung pada ridlo-Mu

Dan sanggupkanlah aku, ya Allah.

Wahai yang mengetahui segala yang tersebunyi

Semoga tangis bathinku mengantarkan ridlo-Mu.


(Baturaja, 24 Juli 2002)



BIMBINGLAH AKU


Wahai yang maha mutlak kebenarannya

Aku adukan kelemahanku pada-Mu

Wahai rabb, bimbinglah aku

Menuju keridloanmu.

(Batu raja, 24 Juli 2002)



KAMU TELAH MENGAKUI


Kebenaran yang ada telah engkau tolak

Bagaimana mungkin kamu mengharapkan cahaya kebenaran itu masuk

Hatimu adalah jendela kebenaran dan kebusukan

Dan kamu telah memilih yang kedua


Wahai kamu yang tertipu

Apakah kamu mengira Tuhan silau dan terpesona

Dengan ilmu dan teorimu yang bertumpuk-tumpuk itu

Karena kamu telah mengakui kebenaran itu milikmu

Dan qorun telah nyata pada dirimu

(Baturaja, 2002)



ITULAH KEHINAAN DIRIMU


Kesalahan itu kamu timpakan orang lain

Dan kebenaran itu kamu akui

Setelah itu kamu gunakan menghatam orang lain

Begitulah busuknya perbuatanmu


" Perbuatan dosa seorang mu'min berarti noda hitam pada hatinya. Jika ia segera bertaubat, hatinya akan kembali bersih mengkilat. Namun jika tidak berarti noda hitamnya akan bertambah, sehingga memenuhi hatinya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah: "Sekali-kali tidak, sesungguhnya apa yang mereka usahakan menutup hati mereka." (HR. Ibnu Majah & Ahmad)


"Seorang mu'min melihat dosanya bagaikan sebuah gunung. Ia merasa takut kalau tertimpa gunnung tersebut. Sedangkan orang yang fajir (banyak dosa) melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya kemudian diusirnya." (HR. Bukhari & Tirmidzi)


(Baturaja, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar