TANPA JUDUL
Ketika kucari dan kutemukan diriku
Tak ketemukan Dia
Ketika tak kutemukan diriku
Dia wujud nyata
Tuhan
Hatiku menangis
Aku ingin dekat dengan-Mu
Semua tergantung ridlo-Mu
Kalau ridlo-Mu karena hati dan amalku
Maka hatiku busuk dan amalku jahat
Bagaimana aku bisa dekat dengan Mu
Menangis….
(Baturaja, …..2001)
RENUNGAN
Bila kau tahu akan tidak tahu
Dalam ketidak tahuanmu engkau akan tahu
Kosong akan isi
Isi akan kosong
(Baturaja,……)
Apa yang kamu cari
Sebenarnya tidak ada yang bisa menjawab
Aku harus kesana
Ke asal tempat berkumpulnya orang-orang yang sudah kehilangan segalanya
Adanya saat kamu rasa
Itulah kekayaanmu
Tapi kamu harus menemukan kekayaan yang sebenarnya
Kekayaan yang mengalir setiap saat
Tanpa putus
Alloh Daim Alloh
(Baturaja, 01 Mei 2002)
DZIKIR
Dzikirmu masih terputus-putus
Keluar putus padahal masuknya terus
Tiada terputus
Mana tandanya yang tiada putus
Hidupmu itu tiada putus
Tapi kenapa Dzikirmu putus
Menangis didalam itu
Hanya dengan Dzikrun Daimun
Jawab-Mu
(Baturaja, 01 Mei 2002)
Bahasanya tidak bersuara
Apalagi tangisnya
Tapi benarkah dia menangis
Ya dia menangis ketika kudanya
Berjalan menjauhi tujuan
Kenapa tidak menarik kuda itu
Oh, Sang Raja
Bagaimana aku bisa, bila tak Engkau beri kuasa
Sedangkan diriku adalah sangkar kehendak-Mu
Diriku tiada
Karena sebenarnya hanya rahasia
Sifat itulah sebenarnya
Duduknya pada Dzat
(Baturaja, 03 Mei 2002)
TAKDIR
Berjalanlah menuju takdir yang baik
Tinggalkan larangan-Nya
Kamu merasa bahwa kamu memang ditakdirkan seperti itu
Bagaimana dengan kebodohanmu itu
Kamu mendahului keputusan-Nya
Bukankah keputusannya adalah rahasia di atas rahasia
Padahal takdir adalah keputusan yang sudah jatuh
Kamu berhenti diperjalanan
Karena kamu merasa itulah takdirmu
Kamu mengakui rahasia-Nya sebagai takdirmu
Pikirkanlah langkah kakimu ke arah mana kamu diperintahkann-Nya
Apakah kamu tidak sadar
Bahwa kamu sedang berjalan di atas titik-titik takdir
Merangkaklah walupun kamu harus hancur
Menuju ketentuan yang diperintahkan-Nya
SAMPAI DIMANA PERJALANAN INI
Wahai yang tidak mungkin dua
Aku bingung
Inilah awal perjalanan
Karena Engkau mutlak, tak mungkin salah
Aku pingin keluar dari permainan ini
Agar aku bisa melihat jelas
Dimana kebenaran itu
Melalui kemutlakan-Mu
Karena perangkat itu tidak mampu lagi
Menjelaskan hakikat-Mu
Hanya Engkau sendiri
Aku hanya sekedar menerima
Itupun kalau Engkau beri
Diriku tak punya arti
Aku sudah mati
(Baturaja, 14 Mei 2002)
PELAJARAN ITU
Tuhan nasehatmu kali ini
Menjadikan aku menangis
Mungkin aku cengeng
Tapi tak apalah, karena Engkau mungkin senang mendengar tangis itu.
Tuhan ajarilah aku untuk hanya menggapai ridlo-MU
Bila makhluk-Mu mencaciku, mungkin benar itu
Karena kelemahan itulah dudukku
Dan begitulah engkau menunjukan kemuliaan-Mu
Tuhan jadikan aku selalu perhatian pada orang lain
Perhatian yang membawa keridloaan-Mu
Jika sekarang seperti ini
Semoga ini Engkau jadikan tahapan membina diriku.
Tuhan jadikanlah apa yang Engkau tetapkan saat ini dan sampai akhir kehidupan duniaku
Menjadi ketetapan yang berujung pada ridlo-Mu
Dan sanggupkanlah aku, ya Allah.
Wahai yang mengetahui segala yang tersebunyi
Semoga tangis bathinku mengantarkan ridlo-Mu.
(Baturaja, 24 Juli 2002)
BIMBINGLAH AKU
Wahai yang maha mutlak kebenarannya
Aku adukan kelemahanku pada-Mu
Wahai rabb, bimbinglah aku
Menuju keridloanmu.
(Batu raja, 24 Juli 2002)
KAMU TELAH MENGAKUI
Kebenaran yang ada telah engkau tolak
Bagaimana mungkin kamu mengharapkan cahaya kebenaran itu masuk
Hatimu adalah jendela kebenaran dan kebusukan
Dan kamu telah memilih yang kedua
Wahai kamu yang tertipu
Apakah kamu mengira Tuhan silau dan terpesona
Dengan ilmu dan teorimu yang bertumpuk-tumpuk itu
Karena kamu telah mengakui kebenaran itu milikmu
Dan qorun telah nyata pada dirimu
(Baturaja, 2002)
ITULAH KEHINAAN DIRIMU
Kesalahan itu kamu timpakan orang lain
Dan kebenaran itu kamu akui
Setelah itu kamu gunakan menghatam orang lain
Begitulah busuknya perbuatanmu
" Perbuatan dosa seorang mu'min berarti noda hitam pada hatinya. Jika ia segera bertaubat, hatinya akan kembali bersih mengkilat. Namun jika tidak berarti noda hitamnya akan bertambah, sehingga memenuhi hatinya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah: "Sekali-kali tidak, sesungguhnya apa yang mereka usahakan menutup hati mereka." (HR. Ibnu Majah & Ahmad)
"Seorang mu'min melihat dosanya bagaikan sebuah gunung. Ia merasa takut kalau tertimpa gunnung tersebut. Sedangkan orang yang fajir (banyak dosa) melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya kemudian diusirnya." (HR. Bukhari & Tirmidzi)
(Baturaja, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar