Biarpun badan rasanya hancur tapi aku harus berangkat mendampingi anakku yang TPA-nya ikut lomba FASI (Festival Anak Sholeh Indonesia) se-Bandung. Berhubung istriku tidak bisa mengantarkan, maklum baru punya bayi umur 2 bulan. Pagi-pagi anaku ke-2 ku sudah bangun, dengan semangat dia persiapkan diri untuk ikut lomba. ”Kata Ibu Guru, jam 08.00 harus berangkat”, begitu pesan anaku pada istri.
Sambil naik motor aku mengikuti rombongan dari belakang. Rombongan diberangkat menggunakan 2 mobil yang disediakan oleh salah satu dari orang tua anak. Alhamdulillah sampai ditujuan acara belum dimulai. Bahkan baru sekitar jam 10 lebih sedikit acara dimulai, dengan diawali oleh banyak sambutan dari para pejabat daerah dan penyelenggara. Ternyata acara memang ramai dan jenis yang dilombakan banyak sekali, lomma busana muslim, tilawah Al Qur’an, hafalan Al Qur’an, cerdas cermat agama, adzan, mewarnai, dll masih banyak lagi, termasuk senam anak sholeh.
Diantara sekian banyaknya lomba anaku termasuk ikut lomba senam anak sholeh, yang pesertanya per kelompok. Karena pag-pagi sekali pak Farhan (bapak RW dikomplek) sudah mendaftarkan kelompok peserta dari TPA dimana anaku belajar mengaji, maka wajar kalau dapat urutan no.1 untuk tampil. Dengan persiapan 2 hari untuk melatih senam santri, menurutku tidak cukup untuk bisa tampil maksimal. Tapi itu tidak masalah bagi anak-anak karena mereka tetap ceria, bisa tampil dan ikut meramaikan bursa festival.
Benar, saat mereka tampil, penampilan mereka tidak meyakinkan dan lebih terlihat tidak hafal dengan gerakan-gerakan yang sudah diajarkan ibu gurunya. Aku melihat bagaimana ekspresi wajah-wajah para guru dan orang tua yang ikut hadir, terlihat kecewa.
Saat peserta kelompok ke-2 tampil, dengan seragam yang lebih bagus dengan gerakan yang lebih meyakinkan dibarengi tepuk tangan ibu-ibu pendukung yang hadir, salah satu guru TPA anaku terlihat sangat kecewa. Ingin melihat penampilan peserta ke-2 tapi semakin dilihat semakin kecewa. Sambil berucap,”aduh kecewa aku”. Aku tersenyum-senyum, kulihat ekspresi anak-2 binaannya tetap terlihat ceria dan tidak menunjukan kesedihan. Bagi anak-anak sepertinya bukan masalah menang dan kalah. Mereka tetap terlihat bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar