Senin, 14 Desember 2009

BEREBUT KEBENARAN

Attachments di bawah adalah bentuk ramainya dunia spritualitas dalam berebut keris sakti "kebenaran". Klaim sholat khusu' merupakan pencetusnya.

Banyak istilah yang digunakan untuk menyatakan kebenaran pendapatnya (lebih2 lakunya) tentang sholat yang khusu' (sholat khsusu', sholat yang diterima, sholat yang seharusnya -menurut feqih-....ayo apa lagi.....?).

Sesungguhnya kita ini nggak tahu sholat yang khsusu' yang diterima dan yang seharusnya sesuai dalil dan ketentuan (feqih) itu seperti apa ?!

Dari sesi feqih saja ada 2 arus besar yaitu suni dan syiah, baik suni maupun syiah masih terpecah lagi kedalam mazhab-2. Di suni sendiri ada 4 mazhab besar, sedang pada setiap mazhab ada golongan-2, klo diindonesia yang kita tahu ada NU, Muhammadyah, Persis, dsb. Belum lagi saat ini berkembang metode/laku spiritual yang mengklaim bahwa cara/metodenya paling pas dan paling gampang mencapai/mendapatkan sholat khsusu', dlsb.

Kalo semuanya mengklaim bahwa cara/laku merekalah yang benar, pas, mudah dan diterima Allah....maka dunia persilatan memang bakal terus dan akan ramai...tapi begitulah sifat dunia......Ada lagi yang mengkalim berdasarkan dampak ato akibatnya bagi kehidupan pelakunya, dampak sosialnya masyarakatnya, dlsb.

Begitulah....banyak argumen yang dapat dijadikan dasar bagi individu ato kelompok untuk menyatakan diri sebgai penyandang keris sakti "kebenaran".

Namun demikian dibalik ramainya dunia spiritual dalam berebut keris sakti "kebenaran", ada sekelompok orang yang sepertinya tak peduli dengan keramian itu. Diantara komentarnya seperti ini :
Sesungguh-sungguhnya yang benar-benar tahu itu hanya Tuhan sendiri. Bila diantara sodare-2 ada yang sholatnya sudah pas sesuai yang seharusnya & tentu saja khusu' serta merasa diterima....ya... biar-2 saja itu kan pendapat pribadi...lha kita sebagai individu ya.. nggak usah ikut-2an memuji-muji bila cocok, mencaci maki bila tidak cocok....wong belum ngalami sendiri kok!. Dan tentu saja semua ada konskuensinya....yang merasa sholatnya belum khusu' ya.. akan terus mencari sampai dia sendiri mengalami apa yang disebut-sebut khusu'. Namun demikian kalo sudah dapat khusu' (menurut versinya) jangan dipaksakan kepada orang lain untuk dapat membenarkan ke-khusu'annya itu. Jangan diangap lawan bagi orang lain yang tidak sepaham dalam cara, metode dan definisinya.

Lha yang sholatnya merasa sudah khusu' plus sudah sesuai seharusnya (feqih) dan tentu saja merasa diterima Tuhan ya.... birain sajah......, kan nanti juga akan ngunduh pekertinya (buahnya...maaf jangan piktor ya......) sendiri-sendiri. "

Intinya kelompok manusia ini hanya menjaga kesadarannya, yang kalo dituangkan dalam kalimat tanya, "apakah ada yang sudah berani menjamin bahwa seseorang itu --katakan si fulan - sholatnya pasti khusu', sesuai yang seharusnya (dalil feqih) dan pasti diterima Tuhan ?. wong itu wilayah Tuhan kok diperebutkan tho sodara-2....apa kapasitas kita (manusia) itu ?.

Kebenaran itu hanya milik Tuhan kok kita (manusia) berebut ingin memiliki sendiri itu gimana...? Tuhan tahu siapa yang pantas diberi untuk merasakan dan meyakini kebenaran itu. Kalo istilah orang jawa kita ini sering "REBUT BALUNG TANPA SUNSUM", berebut pepesan kosong istilah orang kite.....wekekekekeek..koyo panembahan lagi mbukak padepokan terus mbabar kaweruh (ilmu).....


Bandung, 18 Februari 2009





Subject:
Bls: [dzikrullah] Sholat yg tdk bisa khusyu apakah kategori An Nisaa 142
From:
mardibros
Date:
Thu, 12 Feb 2009 15:01:52 +0800 (SGT)
To:
Dzikrullah Owner

Dari: karyan karyan 
Topik: Bls: [dzikrullah] Sholat yg tdk bisa khusyu apakah kategori An Nisaa 142

Mas Fadjar Hananto yg dirahmati Allah,

Matur nuwun sanget pengelengnya njih???
Lihat tanda **** njih mas??

Dari: fadjar hananto hananto
Topik: Bls: [dzikrullah] Sholat yg tdk bisa khusyu apakah kategori An Nisaa 142


Assalamualaikum wr.wb.

Mohon untuk diperkenankan untuk urun rembug.
Dan untuk Mas Karya, ... sepurone yo?
*** Panjenengan mboten klentu kok mas, jadi gak perlu ada yg dimaafkan..he..he..



Kalau dipikir pikir, kita ini memang cenderung untuk tidak sabar
ya? Maunya jawaban yang to the point. Tapi giliran dijawab dengan
jawaban yg to the point, kita masih nanya lagi.
***
Masne Fadjar, tenang saja panjenengan...Jawaban pak Deka itu masih ada
lagi yg lebih ceeesss..pleeennnng...bener kok??? dan yg tersampaikan
itu belum jawaban yg sesungguhnya ( belum yg tunjek POINT
)...percayalah panjenengan..., makanya saya dengan sabar
menunggu..he..he..



Kalau saya pikir2 ya, tingkah seperti ini kok seperti gaya orang
Yahudi ....? Ketika disuruh motong sapi kan harusnya langsung pergi
cari sapi yang paling bagus menurut penilaian mereka. Mereka tidak
segera cari sapi tapi malah nanya lagi, he he ....
Sorry lho mas, bukan nuturi. Sebenarnya ini adalah potret diri kita (termasuk saya) kalau diteropong pakai Quran.
***Walah...panjenengan ki wes pernah ketemu langsung wong YAHUDI po masne???
Injih
mboten menopo-menopo kok masne Fadjar, wong ini kan tukar pendapat,
Gosok Ginosok....Bila panjengan neropongnya pake teks book QURA'N yg
dalam bentuk tulisan di lembaran kertas jelas bakal BUREM, KABUR,
SEMRAWUT gambaran, potret DIRI SEJATI kita masne..!!.
Bagaimana klu neropongnya pake KOCO BENGGOLO saja ??? he...he..



Kalau baca kalimat2 Pak Deka, rasanya kita pingin untuk bisa
beribadah seperti Beliau. Pingin langsung bisa masuk suasana universal,
muthmainah, khusuk, dapat ilham dll. Padahal itu semua kan belum tentu
bisa kita raih barang dua atau tiga hari.
***Benul
sekali panjenengan masne, tiga hari ikut pelatihan Sholat KHUSU',
rasanya sulit untuk mencapai TATARAN Khusu' tersebut. Makanya
saya kepingin mendapatkan PENCERAHAN dari pak Deka seputar KHUSU' dalam
mendirikan Sholat itu PENEMPATANNYA dimana. Kalau kita nanti sudah
sama2 tahu DUDUKNYA..., terus LAKUNYA bagaimana, terus WUJUD KARYA
NYATANYA seperti apa. Cukupkah hanya dengan merasakan NIKMAT setelah
kita selesai mendirikan Sholat KHUSU' tadi??? seperti rasa nikmatnya
kalau kita pas lagi NGOPI sembari klepas-klepus ngudud sambil jigong,
cangkrukan???

Wes talaa masne, ayo podho lungguh sing
anteng...nunggu pak Deka mbabar KAWERUHNYA kepada khalayak umum dan
khusus buat saya pribadi ini yg sudah sedari kecil belajar Sholat ning
isih tetep CUBLUK, ora JEGOS wae...he..he...




Sebenarnya lebih bijaksana bila kita langsung jawab, "Sami'na wa
ato'na, ... ok pak, sekarang juga saya coba praktekkan". Kita praktek
dulu dengan tekun, sabar dan yang terpenting adalah ikhlas. Bukan
berharap mendapatkan segala sesuatu yang diraih Pak Deka, tapi berharap
keridhaan dari Allah swt.
***Sami'na
wa ato'na...ojo sampek digebyur uyah podho asine loh masne. Ada masanya
menempatkan SENDIKO DAWUH itu, tergantung SIKON dan Konteksnya apa.
Sebab saya sendiri pernah KEDLOMPRONG, Jatuh bangun, Keasandhung
Kesampar dalam menerapkan Sendiko Dhawuh itu dalam mencerap PIWULANG (
Wulang Wuruk ) dari seorang PITUDHUH. Ini pengalaman saya, bahwa untuk
bisa memahami Wulang Wuruk agar mejadi LAKON URIP kita harus
mendapatkan KUNCINYA...!!!

Injih...njih masne leres penjenengan...
Untuk
bisa SABAR dan IKHLAS memang butuh proses, tahapan, latihan dan
utamanya adalah LAKU...!!. Sebab dari segala aksi, tindakan dan
perbuatan yg kita lakukan sehari2 dalam kehidupan sosial bermasyarakat
inilah, SABAR dan IKHLASNYA seseorang akan nampak dengan jelas... CETHO
WILO-WILO. Sama halnya untuk bisa KHUSU' dalam Sholat itu. Ning ati2
jangan karena ingin mencapai tataran DERAJAD KEKHUSU'AN dalam
mendirikan Sholat dalam bentuk ritual gerakan saja, terus malah ESENSI
dari pada Sholat itu sendiri menjadi BIAS dan KABUR....he..he...lak
mekaten toh masne??

Sip...tenan sarujuk banget masne...Ridho saja harapane.
" Illahi anta maqsudi wa ridhloka matlubi "


Sepertinya masalah kesabaran inilah yang perlu kita perbaiki. Kesabaran tapi juga dibarengi dengan semangat, jahadu.
***Njih...njih...leres
nopo ingkang dados raosipun panjenengan SABAR...SABAR...kaliyan
disarengi WAJAHIDU...Apakah ini saja sudah cukup????
Monggo direnungi bersama-sama "

" Yaa...'ayyuhalladzina amanusbiruu wa shoobiru wa roobitu, wattaqullaha la'allaqum tuflihun "

Sampun kepareng
Mugi kito sedoyo tansah pinaringan SUNARING CONDRO PINDHO BASKORO saking Gusti Ingkang Moho Suci

Salam

KARIYAN





Wass.

Fadjar




Dari: karyan karyan
Topik: Bls: [dzikrullah] Sholat yg tdk bisa khusyu apakah kategori An Nisaa 142

Hmm...pak Deka,

Mohon maaf sebelumnya, kalau saya NYELANI dalam pembicaraan ini atas jawaban pak Deka seputar Sholat Khusu'.

Jujur itu merupakan JAWABAN pak Deka atas pertanyaannya pak Karyono seperti itu dan sudah paling FINAL...??. Sebab 2 jawaban dari pak Deka seperti ini nih :

1. Insayaallah kalau hanya sekedar pahala kita sudah bisalah mendapatkannya.
2. Paling tidak ada rasa terlepas dari beban setelah kita melakukan shalat itu juga namanya sudah nikmat shalat.

Apakah tidak ada lagi jawaban yg lebih Ceeess .. Pleeennng dan Mak Nyooossss ... agar tidak terkesan masih NGAMBANG atau jawaban yg sekedar MENINA BOBOKKAN begitu ???.

Mungkin ijinkan saya yang bertanya dan pertanyaan ini sudah lama sekali mengendap dalam benak ini dan belum sempat saya GELONTORKAN dikarenakan saya kelamaan berada di tengah2 alas belukar Kalimantan yg jauh dari sentuhan informasi dan teknologi.
Sebenarnya bagaimanakah
urutan yg PAS dan TEPAT menurut pak Deka dalam
mendirikan Sholat itu??

1. Sholat dahulu ( sesuai RUKUNNYA ) untuk mencapai tataran KHUSU' dalam pelaksanaan Sholat tersebut, ataukah
2. KHUSU' terlebih dahulu baru mendirikan Sholat???

Ditelinga ini selalu TERNGIANG akan ujar-ujar :
"Sholatlah kalian seperti Sholat yang aku ( Muhammad Saw) contohkan".
Sepertinya sederhana, SEPELE banget ujar2 Muhammad bin Abdullah ini menyeru kepada kita2 agar dalam mendirikan Sholat mencontohnya. Lah kira2 apanya yang perlu kita contoh ??? Gerakannyakah, bacaannyakah, urut2annyakah ( rukun syaratnya ), lamanyakah, atau apanya ???.

Rasanya mudah....sangat mudah sekali jika kita mencontoh, meniru-niru apa yg ditampilkan secara lahirnya Muhammad Saw tersebut. Wong sedari kecil
kita sudah pernah
diajari Guru Ngaji kok. Jika pak Deka menjawab yg musti kita contoh adalah KHUSU'NYA, lah...lalu Khusu' tadi LUNGGUH-NYA ( duduknya ) dimana..???.

Ingat...kanjeng Nabi pernah ngendiko "Assholatul Mi'rojul Mukminin" loh..???

Monggo ... silahkan ... diwedar, dibabar ... biar saya mendapatkan pencerahan sebelum kembali menuju alas belukar.

Salam

KARIYAN
penganut Islam Campuran ( Kalimantanan, Kejawen, Ngarab )



Dari: Karyono -
Topik: Sholat yg tdk bisa khusyu apakah kategori An Nisaa 142


Assalamu alaikum wr.wb. pak deka.

Terkait tulisan pak Deka "Meretas Jalan Tuntunan - 7" pada alinea terakhir ada qur'an yang menyebutkan:

Sesungguhnya orang-orang munafik itu
menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka. (sengaja saya potong karena sudah amat jelas maksudnya), (An Nisaa' 142)

Pertanyaan saya, sholat yang kita lakukan sampai hari ini tidak pernah merasakan khusyu (nikmat), jadi hampir tiap hari mengerjakan sholat seakan-akan menggugurkan kewajiban, tapi di sisi lain kita terus berusaha sholat sekuat tenaga untuk mendapat respon dari Allah (khusyu)! apakah sholat yang demikian (tidak/belum khusyu) masuk ayat kategori diatas maksudnya (An Nisaa'142)

Atas jawaban pak deka saya sampaikan terima kasih

Wassalam Karyono

------------ --------- --------- --------- ---

Dari: yusdeka putra





Alaikum salam.
Pak Karyono yang dirahmati Allah.
Kita itu sebenarnya sudah sangat aneh pak. Walau kita tidak pernah kenal dan bertemu dengang Nabi. Walau manfaat shalat itu juga belum kita rasakan secara maksimum. Tapi kita sudah mau melaksanakan shalat dengan semangat 45.
Insayaallah kalau hanya sekedar pahala kita sudah bisalah mendapatkannya. Usaha-usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan kekhusyuan itu insyaallah juga akan diberi imbalan oleh Allah. Paling tidak ada rasa terlepas dari beban setelah kita melakukan shalat itu juga namanya sudah nikmat shalat.

Sekarang tinggal potret saja suasana jiwa kita dengan ayat al qur'an tersebut. Ayatnya sudah sangat jelas dan tidak perlu ditafsirkan atau dijelaskan lagi sebenarnya.

Wass
Deka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar