Senin, 14 Desember 2009

Menerima dengan Sabar Tawakal dan Ikhlas

Pagi ini aku ingin menulis, dua hal yang berbeda. Entah ada hubungannya atau tidak, tulisanan ini akan mengalir begitu saja.


Kemarin hari minggu, aku kerumah sakit membawa anaku yang paling gede. Sudah 2 hari panasnya tidak turun-turun. Kekuatiranku hanya satu kalau dia terjangkit virus DB (demam berdarah). Alhamdulillah setelah masuk ke klinik UGD RSI Bandung, dokter jaganya cepat tanggap terhadap kekuatiranku. Langsung saja diperiksa dan dilakukan check darah, untuk memastikan pasien tidak terkena DB.


Alhamdulillah begitu hasil laboratorium menunjukan bahwa trombosit diambang batas normal dan dinyatakan negatif terjangkit virus DB oleh dokter. Sesaat kemudian istriku yang menunggu di rumah aku kabari hasilnya.


Pagi ini begitu aku membuka e-mail, aku mendapatkan kabar bahwa ayah dari teman karibku, telah meninggal dunia pada hari Jum'at kemarin. Tidak banyak yang bisa aku lakukan kecuali hanya ikut berbela sungkawa. Segalanya sudah telat.


Dua kejadian di atas sepertinya tidak ada kaitannya, namun rasa mengatakan ada. Dua pihak, aku dan kawanku sama-sama mempunyai rasa takut akan kehilangan seseorang yang sangat dicintai.


Inilah episode kehidupan dunia yang ditakutkan oleh banyak orang namun pasti akan dialami. Kekuatan untuk bisa menerima keadaan inilah yang masing-masing orang berbeda.


Pagi ini sambil aku menulis, dalam hatiku hanya berdo'a Tuhan berilah kekuatan untuk menerima keputusanmu dengan sabar, tawakal dan ikhlas bila saatnya tiba. Amiin.


Bandung, 18 Februari 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar