Kamis, 25 Maret 2010

CERMIN UNTUKMU


Kata-kata sholat, sholawat, sholli, dan shollu berasal dari akar kata yang sama dengan "shillah, shillatun" yang berarti "sambung", contohnya seperti istilah : shillaturrohim = menyambung kasih sayang.

Sholat adalah ketersambungan/keterhubungan antara ciptaan dengan penciptanya. Usholli adalah niat untuk berhubungan (niat untuk sholat), shollu- sambung/hubungan, dan sholawat adalah sambungnya makhluq dengan Tuhan melalui Rosulullah saw. Barangsiapa sholat (sambung dengan Tuhan) tentu bersholawat (melalui perantara), dan siapapun yang sungguh-sungguh sholawat maka tentu sholat (sambung dengan Tuhan).

Banyak nasehat para ilmuwan agama mengatakan, "jadikanlah semua aktivitasmu sehari-hari itu ibadah". Dan dalam kenyataannya antara kenyataan hidup sehari-hari dengan spiritual itu bersatu, bukan dua hal yang terpisah. Ini artinya sehebat apapun seseorang melakukan ritual ibadah selama tidak sambung dengan Tuhan, sebenarnya belum sholat, belum ibadah. Sebaliknya seremeh apapun aktivitas seseorang selama dia sambung dengan Tuhan, sebenarnya sholat, ibadah.

Perintah Tuhan dalam Al-Qur'an "Innalloha wa malaikatahu yushollu na ala nabi ..." Sesungguhnya Allah dan malaikat bersholawat kepada nabi.

Nabi dan utusan (perantara) Tuhan adalah manusia pilihan Tuhan sebagai wadah maujud/bertajali-nya citra Tuhan. Siapapun yang memuji citra itu tentu saja hakekatnya memuji Sang Pemilik Citra. Maka tatkala Sang Pemilik Citra bersholawat sebenarnya Dia memuji Diri-Nya. Maka sebenarnya tiada yang bisa memuji Dirinya kecuali Dia sendiri, tiada yang bisa sholat terkecuali Dia, dan makhluq hanyalah makmum semata. "Diam ya Muhammad, Tuhanmu sedang sholat".


"Karena tidak ada yang lebih indah dari-Mu, maka aku bawakan cermin untuk-Mu"-(Rumi).

Subang, 26 Maret 2010

Kamis, 11 Maret 2010

Dibuktikan oleh Kenyataan Hidup


Sudah 3 bulan ini Kelik memimpin usaha keluarga yang telah dirintis oleh Kang Bejo. Dan suatu saat Kang Bejo datang, ingin tahu bagaimana perkembangan usaha yang telah diserahterimakan ke adiknya Kelik. Begitu masuk ruang kerjanya Kelik yang dulunya juga ruang kerja dia. Dengan isyarat tangan adiknya mempersilahkan duduk, untuk menunggu adiknya menyelesaikan telepon dari rekanan kerjanya. Dengan santai Kang Bejo menganggukan kepala dan mencari posisi tempat duduk yang dirasa enak.

Sesaat kemudian adiknya datang menyalami dan menanyakan kabar. "Ada apa Kang datang ?", "Lho kok ada apa piye tho ?, yo pingin tahu kabarmu lan usahamu itu lho". "Oh itu, jadi beini Kang....". Dengan panjang lebar Kelik menjelasakan tentang kesibukan selama 3 bulan mengelola bisnis warisan Kang Bejo. Banyak kritik yang dialamatkan pada kakaknya itu mengenai kesalahan-kesalahan kakaknya dalam mengurus bisnis, dan bagaimana seharusnya bisnis kedepan harus dikelola begini... dan begitu.... banyak sekali.

Begitu panjang penjelasan dan kritik dari adiknya, kang Bejo terdiam dan pada saat dikasih kesempatan bicara Kang Bejo hanya berkata : "ya nanti LAKUmu yang akan membuktikan teori dan bicara yang tinggi itu. Ya karena keadaanmu baik-baik saja saya akan pamitan. Muga-muga bicaramu ada KENYATAAN dalam LAKU hidupmu.

Dengan tenang Kang Bejo menjabat tangan dan menepuk-nepuk pundak adiknya terus pamitan pulang. "Matur nuwun ya Dik...!". Tiba-tiba wajah Kelik terlihat pucat pasi bersama langkah Kang Bejo meninggalkan ruangan kantor adiknya.


12 Maret 2010