Baiti jannati, rumahku surgaku.....begitulah pesan Kanjeng Nabi. Rupanya rumah itu memang fasilitas pokok hidup manusia di dunia, yang tidak hanya berfungsi melindungi secara fisik tapi juga melindungi secara batin. Maka wajar kalo banyak orang menghiasi rumahnya dengan banyak pernak-pernik asesoris agar terlihat indah. Disisi batin juga harus dihiasi dengan laku hidup yang baik, kalo dalam agama islam disimbolkan dengan membaca Al-Qur'an.
Di Rumahku yang kecil ini akupun mencoba menghiasinya dengan hal-hal yang menurutku baik. Walaupun di depan rumah sudah terpajang "Rumah Orang Gila", jangan sampai orang yang melihat rumah ini benar-benar ikut gila. Minimal kegilaan itu tidak menular bagi yang melihat apalagi orang yang memasuki.
Setelah lama merantau, keluar dari rumah ini dan hanya kadang-kadang kutengok sesaat untuk sekedar bersih-bersih dan selanjutnya aku pergi lagi. Merantau kesana kemari mencari sesuatu yang bermakna dalam hidupku, yang ketemukan hanya sekedar petunjuk jalan. Aku ikuti terus petunjuk itu dan akhirnya petunjuk itu berakhir di pintu gerbang sebuah rumah, yang di depannya tertulis "Rumah Orang Gila".
Dengan agak terkejut dan setengahnya ragu campur bahagia karena kembali ke rumah sendiri. Terkejut dan ragu, apa iya, apa yang aku cari ada di rumah yang kecil, gelap dan sangat sederhana ini. Lama sebelumnya, aku tinggali justru tidak ditemukan apa-apa di rumah ini. Yang kutemukan hanya kebosanan, kesumpekan, ketidakbanggaan dengan rumah ini. Malah seringkali aku menginginkan dapat punya rumah yang bagus, indah dan terpandang dimasyarakat. Bukan rumah yang seperti ini. Namun demikian petunjuk arah itu seolah-olah memaksaku melalui sifat kepanasaranku untuk membuktikan kebenaran petunjuk itu. Semoga apa yang kucari selama ini "makna hidup" itu memang kutemukan di rumah ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar